Mencegah Penyakit Difteri

Rabu, 23 Januari 2013

Sebelumnya saya tidak tahu, apa itu penyakit difteri. Yang saya tahu, difteri tergolong penyakit menular terutama terhadap anak-anak, bahkan penyakit ini bisa menjadi penyebab utama kematian pada anak-anak. Meskipun penyakit ini sudah jarang terjadi pada saat ini, bukan berarti kita tidak mewaspadainya.  Agar kita dapat menghindar dari penyakit ini, alangkah baiknya jika kita mengetahui secara lengkap apa itu penyakit difteri, apa penyebabnya dan bagaimana menanganinya. Semoga catatan ini  memberikan manfaat untuk Anda semua.
Difteri, secara garis besar adalah penyakit menular yang ditandai dengan sakit pada kerongkongan. Selain itu juga dapat membuat penderita mengalami sakit pada saat menelan, badannya akan terasa lemah. Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Kuman bakteri yang ditularkan melalui percikan ludah yang berasal dari batuk penderita atau benda maupun makanan yang telah terkontaminasi oleh bakteri ini, seringkali menginfeksi saluran pernafasan, terutama bagian tonsil, nasofaring (bagian antara hidung dan faring/tenggorokan) dan laring. Selain menyerang tonsil, faring, atau laring, adakalanya kuman ini menyerang selaput lendir atau kulit serta kadang-kadang konjungtiva atau vagina.


Gejala Difteri

Gejala penyakit ini mulai timbul dalam waktu 1-4 hari setelah terinfeksi. Tanda pertama dari difteri adalah sakit tenggorokan, demam dan gejala yang menyerupai pilek biasa. Bakteri akan berkembang biak dalam tubuh dan melepaskan toksin (racun) yang dapat menyebar ke seluruh tubuh dan membuat penderita menjadi sangat lemah dan sakit.Gejala-gejala lain yang muncul, antara lain:
  • Menelan sakit, batuk keras dan suara menjadi parau
  • Mual dan muntah-muntah
  • Demam, menggigil dan sakit kepala
  • Denyut jantung meningkat
  • Terbentuk selaput/membran yang tebal, berbintik, berwarna hijau kecoklatan atau keabu-abuan di kerongkongan sehingga sukar sekali untuk menelan dan terasa sakit.
  • Bila difteri bertambah parah, tenggorokan menjadi bengkak sehingga menyebabkan penderita menjadi sesak nafas, bahkan yang lebih membahayakan lagi, dapat pula menutup sama sekali jalan pernafasan.
  • Kelenjar akan membesar dan nyeri di sekitar leher.
  • Kadang-kadang telinga menjadi terasa sakit akibat peradangan
  • Penyakit difteri dapat pula menyebabkan radang pembungkus jantung sehingga penderita dapat meninggal secara mendadak.
Gejala-gejala ini disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh kuman difteri. Jika tidak diobati, racun yang dihasilkan oleh kuman ini dapat menyebabkan reaksi peradangan pada jaringan saluran napas bagian atas sehingga sel-sel jaringan dapat mati.

Sel-sel jaringan yang mati bersama dengan sel-sel radang membentuk suatu membran atau lapisan yang dapat menggangu masuknya udara pernapasan. Membran atau lapisan ini berwarna abu-abu kecoklatan, dan biasanya dapat terlihat. Gejalanya anak menjadi sulit bernapas. Jika lapisan terus terbentuk dan menutup saluran napas yang lebih bawah akan menyebabkan anak tidak dapat bernapas. Akibatnya sangat fatal karena dapat menimbulkan kematian jika tidak ditangani dengan segera.

Racun yang sama juga dapat menimbulkan komplikasi pada jantung dan susunan saraf, biasanya terjadi setelah 2-4 minggu terinfeksi dengan kuman difteri. Kematian juga sering terjadi karena jantung menjadi rusak.

Serangan berbahaya pada periode inkubasi 1 sampai dengan 5 hari, jarang ditemui lebih lama. Dapat menyebabkan infeksi nasopharynx yang menyebabkan kesulitan bernapas dan kematian. Penyebab utamanya adalah radang pada membran saluran pernapasan bagian atas, biasanya pharynx tetapi kadang2 posterior nasal passages, larynx dan trakea, ditambah kerusakan menyeluruh ke seluruh organ termasuk myocardium, sistem saraf, ginjal yang disebabkan exotosin (Plotkins) organisme.
Ketika difteri menyerang tenggorokan dan tonsil, gejala awalnya adalah radang tenggorokan, kehilangan nafsu makan, dan demam. Dalam waktu 2-3 hari, lapisan putih atau aba-abu ditemukan di tenggorokan atau tonsil. Lapisan ini menempel pada langit-langit dari tenggorokan dan dapat berdarah. Jika terdapat pendarahan, lapisan berubah menjai aba-abu kehijauan atau hitam. Penderita difteri biasanya tidak demam panas tapi dapat sakit leher dan sesak napas.

Diagnosis

Diagnosis diambil berdasarkan gejala dan ditemukannya membran. Tak jarang pula dilakukan pemeriksaan terhadap lendir di tenggorokan dan dibuat biakan di laboratorium. Sedangkan untuk melihat kelainan jantung yang terjadi akibat penyakit ini dilakukan pemeriksaan dengan EKG.

Pencegahan dan Pengobatan

Setiap orang dapat terinfeksi oleh difteri, tetapi kerentanan terhadap infeksi tergantung dari pernah tidaknya ia terinfeksi oleh difteri dan juga pada kekebalannya. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang kebal akan mendapat kekebalan pasif, tetapi tidak akan lebih dari 6 bulan dan pada umur 1 tahun kekebalannya habis sama sekali. Seseorang yang sembuh dari penyakit difteri tidak selalu mempunyai kekebalan abadi. Paling baik adalah kekebalan yang didapat secara aktif dengan imunisasi.
Pencegahan paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan dengan tetanus dan pertusis (DPT) sebanyak tiga kali sejak bayi berumur dua bulan dengan selang penyuntikan satu – dua bulan. Pemberian imunisasi ini akan memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus dalam waktu bersamaan. Efek samping yang mungkin akan timbul adalah demam, nyeri dan bengkak pada permukaan kulit, cara mengatasinya cukup diberikan obat penurun panas. Berdasarkan program dari Departemen Kesehatan RI imunisasi perlu diulang pada saat usia sekolah dasar yaitu bersamaan dengan tetanus yaitu DT sebanyak 1 kali. Sayangnya kekebalan hanya diiperoleh selama 10 tahun setelah imunisasi, sehingga orang dewasa sebaiknya menjalani vaksinasi booster (DT) setiap 10 tahun sekali.
Selain itu penyakit difteri dapat dicegah dengan cara selalu menjaga kebersihan baik diri maupun lingkungan. Karena penyakit menular seperti difteri ini paling mudah menular dalam lingkungan yang buruk dengan tingkat sanitasi rendah. Tidak hanya itu, penting pula menjaga pola makan yang sehat.
Sedangkan pengobatan difteri difokuskan untuk menetralkan toksin (racun) difteri dan untuk membunuh kuman Corynebacterium diphtheriae penyebab difteri. Dengan pengobatan yang cepat dan tepat maka komplikasi yang berat dapat dihindari, namun keadaan bisa makin buruk bila pasien dengan usia yang lebih muda, perjalanan penyakit yang lama, gizi kurang dan pemberian anti toksin yang terlambat.

Kelahiran Imatelki

Sesuatu yang bermakna membutuhkan tempat baginya untuk menjadi hal yang dapat memberikan manfaat untuk orang lain di sekitarnya. Founding place will be the first time to belong and born for another organisation with the same basic. Kehadiran Imatelki dirasa merupakan jawaban dari segala kegundahan dan harapan para alumni maupun mahasiswa Analis Kesehatan dari seluruh nusantara akan keberadaan mereka sebagai tenaga kesehatan. Imatelki resmi didirikan pada Minggu, 15 April 2012 bertempat di Universitas Setia Budi Surakarta. Kongres Pertama diadakan pada Senin, 16 April 2012 bertempat di Aula Gedung Asrama Haji Donohudan Surakarta. Imatelki kepanjangan dari Ikatan Mahasiswa Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia. Imatelki merupakan langkah awal yang bagus untuk memajukan analis kesehatan terutama untuk mewadahi mahasiswanya agar lebih berkembang dan diperhatikan dengan masa depan yang lebih baik.
Ini merupakan kongres pertama pendirian Imatelki sebagai organisasi baru untuk mewadahi para mahasiswa Analis Kesehatan melakukan komunikasi dan bertukar informasi. Seperti dikutip dari Ketua Panitia Kongres Imatelki, Arif Fudin dari Universitas Setia Budi mengatakan bahwa Imatelki merupakan wadah yang berskala nasional bagi seluruh mahasiswa Analis Kesehatan untuk memfasilitasi seluruh anggota agar lebih baik kedepannya sekaligus supaya keberadaan Analis Kesehatan lebih dapat berkembang dari yang sebelumnya. Pendirian Imatelki lebih difokuskan untuk mengorganisir para mahasiswa Analis Kesehatan seluruh Indonesia dalam mengatasi segala persoalan yang menyangkut kiprah Analis Kesehatan dalam bangku perkuliahan.
Kehadiran Imatelki terasa sangat diperlukan bagi para Analis Kesehatan untuk lebih dapat memperjuangkan nasibnya dalam menekuni pendidikan sebagai seorang tenaga medis dibawah naungan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Imatelki digagas oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta yang diketuai oleh Akhmad Rianor Asrari Puadi. Tujuan pendirian Imatelki adalah karena kekosongan wadah nasional untuk mahasiswa Analis Kesehatan, membangun jaringan, informasi, serta rasa bersama untuk berubah dengan tujuan akhir terciptanya SDM Analis Kesehatan yang lebih baik, dan sebagai sarana publik untuk lebih mengenal Analis Kesehatan sekaligus branding image, kata Akhmad Rianor. Pendirian Imatelki merupakan sebuah tujuan yang ingin disampaikan untuk lebih menegaskan keberadaan tenaga Analis Kesehatan di Indonesia. Dimana organisasi ini berskala nasional dan akan mampu menjadi tempat para mahasiswa analis kesehatan untuk lebih mengembangkan pemikiran mereka dalam berorganisasi dan memperoleh banyak pengalaman untuk saling bertukar pikiran tentang segala masalah yang dihadapi setiap analis masing-masing daerah akan isu-isu yang sedang marak baik secara nasional maupun daerah.
Imatelki diresmikan oleh Ketua Dewan Pengurus Pusat Patelki, Bapak Entuy Kurniawan S.Si, MKM.; Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi, Bapak Ratno Agung S., S.Si., M.Sc.; dan Wakil Rektor III Universitas Setia Budi, Bapak Narimo ST.MM.. Kedudukan Imatelki secara resmi berada dalam naungan Patelki. Patelki adalah organisasi nasional yang menaungi para alumni atau seorang Analis Kesehatan yang sudah bekerja, sedangkan Imatelki adalah organisasi yang menaungi para mahasiswa Analis Kesehatan dalam menempuh studi di kampus. Patelki sangat menyambut baik kelahiran Imatelki, seperti yang disampaikan oleh Ketua Patelki Pusat Bapak Entuy K. yang memberikan pernyataannya pada saat acara Seminar Nasional Imatelki tanggal 15 april 2012 di Aula Gedung Universitas Setia Budi Surakarta.
Kongres pertama IMATELKI diikuti oleh berbagai Universitas di Indonesia. Setiap universitas diminta untuk mengirimkan 2 wakil mahasiswanya untuk mengikuti kongres ini dan disambut dengan baik oleh universitas yang menerima undangan. Terdapat 39 peserta dari jumlah total yang diundang. 28 peserta berasal dari berbagai universitas daerah lain dan 11 peserta merupakan perwakilan dari mahasiswa Analis Kesehatan Universitas Setia Budi. 28 peserta tersebut berasal dari Poltekkes Jakarta 3, Stikes Kesosi (Kesetiakawanan Sosial Indonesia) Jakarta, Akademi Analis Kesehatan An-Nashr Cirebon, Poltekkes Semarang, Akademi Analis Kesehatan Pekalongan, Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta, Poltekkes Jogjakarta, Akademi Analis Kesehatan Manggala Jogjakarta, Stikes Guna Bangsa Jogjakarta, Stikes ICME Jombang, Akademi Analis Kesehatan YPM Sidoarjo, Stikes Wira Medika Bali, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, dan Akademi Analis Kesehatan Banda Aceh. Kehadiran mereka sudah cukup mewakili para peserta lain untuk pendirian organisasi ini.
Kongres dipimpin oleh 2 presidium dari 2 universitas yang berlainan dengan jalan voting untuk suara terbanyak. Kongres dipimpin oleh Arif Fudin dari Universitas Setia Budi dan Ana Maria Ika Dewi dari Poltekkes Semarang yang berlangsung lancar dengan acara pembahasan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga sebagai agenda utama. Dari jumlah peserta dibagi menjadi 2 komisi yaitu komisi A dan Komisi B, dimana Komisi A membahas tentang Anggaran Dasar Imatelki dan Komisi B membahas tentang Anggaran Rumah Tangga Imatelki. Pembahasan AD/ART merupakan fondasi penting bagi sebuah organisasi agar berdiri kokoh dan sebagai dasar sebuah organisasi. “Pembangunan organisasi tanpa AD/ART bagaikan membangun rumah tanpa fondasi, setinggi apapun tidak akan kokoh” ujar Ana Maria. Hasil kongres secara umum menghasilkan AD/ART, pembentukan struktural sementara dan pembahasan tentang adanya Rakornas Imatelki. Pembentukan struktural pengurus terdiri dari koordinator tiap provinsi yang hadir untuk sementara. Koordinator pusat Imatelki dipegang oleh Akhmad Rianor Asrari Puadi sebagai penggagas Imatelki. Dari Jakarta dikoordinasi oleh Puput dari Poltekkes Jakarta 3, Jawa barat dipegang oleh Jejen Iskandar dari AAK An-Nashr Cirebon, dari Jawa Tengah dipegang oleh Arif Dharmawan dari AAK Nasional Surakarta, Jawa Timur dipegang oleh Alvan Arif dari Stikes ICME Jombang, D.I.Yogyakarta oleh Restu Hairul Saban dari Poltekkes Jogjakarta, Aceh oleh Rizki Akbar dari AAK Banda Aceh, Bali oleh Kumbara dari Stikes Wira Medika, dan Kalimantan oleh Imam Wahyudi dari Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
Pembahasan kongres juga menyinggung tentang akan diadakannya Rakernas Imatelki pertama sebagai tindak lanjut dari kongres yang telah berlangsung. Rakernas Pertama akan diadakan sekitar 3-4 bulan kedepan di Jakarta. Pemilihan Jakarta sebagai tempat penyelenggaraan Rakernas Pertama berdasarkan letak kota Jakarta sebagai ibu kota negara dan strategis untuk lebih mengenalkan Imatelki kepada mayarakat luas. Agenda yang akan dibahas dalam Rakernas Pertama tersebut diantaranya pembentukan struktural lengkap pengurus Imatelki, pembahasan Program Kerja Imatelki, pembahasan tentang isu-isu pendidikan yang berkembang serta memperjuangkan keberadaan Analis Kesehatan di Indonesia.
Sebagai organisasi dibawah naungan Patelki, hasil dari kongres Imatelki akan dibawa, diangkat dan dilaporkan dalam Rakernas Imatelki tanggal 22-25 Mei di Hotel Aston Bali yang akan dihadiri oleh DPC, DPW, dan DPP Patelki.
Dengan adanya Imatelki semoga bisa menjadi batu loncatan untuk kedepan agar segala masalah dan keluh kesah dalam dunia Analis Kesehatan dapat lebih terorganisir dan dapat teratasi dengan benar sesuai ketentuan yang berlaku.